Penderita HIV/AIDS di Bantul Naik 15 Persen

 


 

Pancasila abadiii….


 

Dear all, ini mungkin perlu kita renungkan bersama…. Sebagai kader pemuda yang memegang teguh nilai-nilai pancasila maka seyogyanya kita tergugah dan mengeluarkan strategi kreatif bagaiman cara kita memproteksi sanak family dan sahabat kita dari virus HIV mengingat kondisi real bahwa hingga akhir 2008, jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Bantul (Daerah Istimewa Yogyakarta) mengalami kenaikan hingga 15%. Kenaikan itu, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dr Siti Noor Zaenab (kunden, imogiri,), cukup tinggi. 

Siti mengatakan, berdasar data yang ada, jumlah penderita HIV di Bantul hingga akhir 2008 mencapai 73 orang dan penderita AIDS sebanyak 14 orang.

Dari jumlah itu, katanya, tujuh orang diantaranya meninggal dunia. Mereka itu rata-rata masih berusia produktif, berkisar antara usia 15 hingga 29 tahun. Bila tidak segera dilakukan pencegahan, maka peredaran penyakit mematikan berbahaya.

Dari hasil pantauan sekaligus survai yang dilakukan, kenaikan virus mematikan itu terjadi diberbagai tempat beresiko tinggi. Misalnya, Pantai Samas, Pantai Parangtritis, Pantai Pandansimo, salon plus, dan rumah tahanan.

Dikatakan, lokasi-lokasi itu merupakan tempat yang rawan terhadap penyebaran HIV/AIDS. Oleh karena itu, masyarakat harus mewaspadai dan hati-hati.

Untuk pencegahan peredaran virus mematikan itu, pihaknya nanti akan bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Bantul. ''PMI Bantul nanti akan melakukan tes 'screening' atau penyaringan darah. Salah satu penyebab penularan virus mematikan itu, lanjut Siti, hubungan heteroseksual, transmisi jarum suntik, transfusi darah, serta ibu menyusui.

Secara terpisah Riswanto, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) DIY mengatakan, diperkirakan jumlah penderita HIV/AIDS yang belum terdeteksi di Yogyakarta jumlahnya bisa mencapai 90%.

Hingga saat ini, kata dia, berdasarkan data jumlah penderita HIV/AIDS di DIY sekitar 615 orang. Mereka kebanyakan berasal dari pengguna jarum suntik dan narkoba dengan usia dari 17 hingga 34 tahun. (mo/hr)

  

Upacara di Hari Merdeka


Doreng hitam oranye nampak paling dominan diantara barisan pasukan yang mengikuti upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 64 di kecamatan Imogiri, diantara pleton mahasiswa UGM yang memakai jas almamater warna lembut serta disebelah kanan pamong desa se-Kecamatan Imogiri. Hari ini pasukan Pemuda pancasila hadir kembali mewarnai lapangan upacara setelah beberapa tahun terakhir absen dari keikutsertaan dalam upacara-upacara seperti sekarang ini.


 

Seperti upacara yang HUT RI lainnya, kegiatan ini dilaksanakan pada jam 09.00 – 10.10 WIB sehingga sinar atahari yang mulai sengit dalam memancarkan panasnya kearah para peserta uoacara nampak memaksa keluar keringat di dahi hamper semua peserta upacara. Dak takterbendung lagi beberapa anak siswa berseragam merah putih alias anak SD nampak berjatuhan pingsan yang memberikan pekerjaan pada guru pendamping dan teman-teman PMI untuk memberikan pertolongan dan membawa mereka yang pingsan ke pos pelayanan di pinggir lapangan.


 

Dipinggir lapangan nampak berjajar pedagang es kelapa dan es-es lain yang memajang dagangan dalam wadah plastic dengan warna yang ngejreng-ngejreng, hal ini menjadikan dilema yang mendalam. Ketika rasa haus menghampiri dan menguras konsentrasi ke tenggorokan, terngiang pula sebuah tayangan televisi yang meyajikan investigasi pembuatan jajanan es semacam itu yang jelas-jelas memakai pewarna kain dan pemanis buatan yang sangat tidak dianjurkan BPOM republic ini.

Satu darah, Darah Indonesia


Preambulle
Gempa bumi pada tanggal 27 Mei 2007 menghentak dan menyadarkan segenap masyarakat di Imogiri, bahwa wilayah yang ditinggalinya tidaklah seaman yang mereka pikirkan. Wilayah ini ternyata berada di daerah rawan bencana. Di wilayah Imogiri terdapat sungai Opak dan sungai Oyo yang menyimpan potensi bahaya gempa bumi, sungai yang selama ini mensuplai air untuk lahan pertanian bagi sebagian besar wilayah Imogiri ternyata menyimpan patahan bumi yang bila sewaktu-waktu bergeser bisa menimbulkan gempa besar dan diyakini sebagai epicentrum gempa. Di sebelah timur, kecamatan Piyungan, Pleret, Dlingo, Imogiri dan Pundong terdapat kawasan perbukitan yang berpotensi longsor terutama di musim penghujan dan di beberapa bagian lain terdapat daerah perbukitan kapur yang sering kali mengalami kekeringan berkepanjangan. Selain itu, ancaman angin puting beliung dan perubahan iklim yang semakin ekstrim saat ini juga harus diwaspadai.

Kabupaten Bantul yang berada diujung selatan pulau jawa dan berhadapan secara langsung dengan benua Australia yang secara signifikan membawa banyak pengaruh terhadap iklim dan suhu adara, dan tentu saja berdampak besar pada kondisi kesehatan warga Kabupaten Bantul. Sekarang ini berbagai macam penyakit yang berbahaya muncul seperti HIV/AIDS, wabah flu burung dan tingginya 4 masalah kesehatan yaitu demam berdarah, balita gizi buruk, tingginya angka kematian bayi dan ibu maternal membutuhkan perhatian yang cukup serius untuk upaya pertolongan dan pencegahannya.

Pemakaian darah sebagai salah satu obat yang belum ada gantinya, Permintaan darah semakin meningkat sedangkan sumber darah yaitu manusia atau pendonor tidak bertambah seiring dengan kebutuhan. Stok yang ada di PMI Bantul tidak mencukupi kebutuhan, dari total kebutuhan di tahun 2007 sejumlah 3.675 kantong darah, baru tercukupi 1.994 kantong, dan masih kekurangan 1.681 kantong darah . Hal ini memicu menjadi pertanyaan besar bagi kami, apakah dengan melihat kenyataan data tersebut merupakan indikasi bahwa kepedulian manusia terhadap sesamanya sudah mulai dipertanyakan.

Berangkat dari permasalahan tersebut Pemuda Pancasila Imogiri bersama dengan PMI Kab. Bantul dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional #101 sepakat melakukan suatu kerjasama untuk menjawab permasalahan kelangkaan stock darah yang selama ini terjadi dengan menggelar donor darah massal.


Maksud dan Tujuan
Maksud diselenggarakan donor darah massal adalah untuk menjamin ketersediaan stock darah sehat di seluruh Desa di wilayah kabupaten Bantul. Sedangkan tujuan bersama yang ingin dicapai melalui donor darah massal ini adalah :
1.Memupuk semangat dan jiwa nasionalisme
2.Menegakan Ideologi Pancasila
3.Tersedianya darah sehat untuk mencukupi kebutuhan tranfusi darah di Bantul.
4.Brand Imaging bagi Pemuda Pancasila .
5.Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menjadi relawan donor aktif.


Dasar Pelaksanaan
1.Hasil pertemuan dalam rapat anggota bulanan pada 5 maret 2009 di Sekretariat Pemuda Pancasila Imogiri.
2.Hasil musyawarah panitia Donor Darah Massal Pemuda Pancasila di sekretariat pada 13 Maret 2009 di rumah Sdr. Susilo Hapsoro, S.E

D. Tema
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional #101,
“Berdarah satu, DARAH INDONESIA”




Peserta kegiatan
Donor darah massal akan diikuti oleh segenap anggota/ element masyarakat:
1.Pemuda Pancasila Imogiri
2.Koramil Imogiri
3.Polsek Imogiri
4.Pemerintah Kecamatan Imogiri
5.Karangtaruna Desa se-Kecamatan Imogiri
6.Ormas / Orsos di wilayah Imogiri
7. Masyarakat sekitar



Pelaksana Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan kerjasama antara Pemuda Pancasila Imogiri, Pemerintah Kecamatan Imogiri dan PMI Kabupaten Bantul.


Waktu dan Tempat Pelaksanaan
kegiatan dimaksud akan dilaksanakan besuk pada :
Hari : MINGGU
Tanggal : 17 Mei 2009
Pukul : 08.00 WIB – 17.30 WIB
Tempat : Aula Balai Desa Kelurahan Imogiri, kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi D.I Yogyakarta 55782


Biaya Pelaksanaan

Donor darah Massal ini dibiayai oleh :
1. Pemerintah Kabupaten Bantul,
2. Iuran anggota
3. Dukungan dari berbagai pihak yang sifatnya tidak mengikat.

Penutup

Demikian gambaran kegiatan Peringatan Kebangkitan Nasional dan donor darah massal yang akan dilaksanakan. Akhirnya semoga kegiatan ini akan senantiasa mendapatkan ridho dan ijin dari Tuhan Yang Maha Esa, sehingga apa yang dihasilkannya akan bermanfaat bagi masyarakat Kab. Bantul. Merdeka....

PEMUDA PANCASILA IMOGIRI




Pancasila Abadi……..

Setelah melalui beberapa puluh kali pertemuan informal dan formal, maka keyakinan bersama bahwa Pemuda Pancasila Imogiri akan bangkit kembali mulai nampak dan kita rasakan bersama. Kesamaan tujuan untuk mencapai kesejahteraan anggota dan kemakmuran organisasi akan menjadi kiblat dan indicator keberhasilan atas kebesaran korps, langkah demi langkah kita ayunkan bersama menuju hari yang semakin cerah untuk kita lalui bersama. Untuk kesekian kalinya kita akan membuktikan bahwa Pemuda Pancasila akan menjadi salah satu tiang yang kuat dalam meningkatkan kapasitas pemuda (anggota) serta menjalankan tugas mulai sebagai penjaga keabadian pancasila.

Pancasilaaaa… Abadiiiii……… 3x.



Perjalanan sebuah organisasi tidak ubahnya perjalanan hidup seorang manusia, penuh warna dan dinamika. Didalamnya juga pentahapan hidup yang menunjukkan adanya proses perubahan yang satu waktu bisa berarti gerak maju dan di lain waktu berarti gerak mundur. Semua dinamika itu berlangsung begitu saja sebagai sebuah kemestian sejarah yang tidak bisa dielakkan, sekaligus sebagai bukti bahwa idealnya hidup harus selalu berarti "gerak positif" atau perubahan menuju suatu tatanan yang lebih baik.

Sebagai sebuah organisasi, Pemuda Pancasila yang didirikan oleh IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 28 Oktober 1959 juga memiliki sejarah yang penuh warna dan dinamika. Fase pendiriannya di pengujung tahun 50-an ditandai dengan perjuangan politik untuk menyelamatkan Pancasila dan UUD 1945, sebagaimana diamanatkan oleh Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Pada fase inilah karakter organisasi dan orientasi ideologi Pemuda Pancasila terbentuk. Manifestasi dari karakter organisasi dan orientasi ideologis dimaksud tercermin dari sikap dan komitmennya yang teguh untuk tetap mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara dan perekat ke-Bhinneka-an bangsa.

Fase perjuangan Pemuda Pancasila di era 60-an ditandai dengan pergulatan melawan kekuatan PKI dan antek-anteknya yang berupaya mengubah ideologi negara dengan faham komunis dan aktif melakukan politik devide et impera di kalangan elit dan masyarakat akar rumput. Salah seorang pendiri HMI bahkan pernah memberikan kesaksian bahwa pada masa itu (1959-1966) Pemuda Pancasila dikenal sebagai salah satu organisasi yang gigih memerangi PKI dan antek-anteknya. Fase ini bisa dikatakan sebagai era peneguhan karakter Pemuda Pancasila sebagai pengawal ideologi Pancasila.



Bergabunglah dengan kami dalam menyelaraskan, meningkatkan kapasitas pemuda (anggota) serta menjalankan tugas mulai sebagai penjaga keabadian pancasila.

Pancasilaaaa… Abadiiiii……… 3x.


Pemuda Pancasila Imogiri

Sekretariat : Jl. Pramuka, Singosaren 03, Wukirsari, Imogiri, Daerah Istimewa Yogyakarta 55782

Phone : (0274) 685 4646, (0274) 6640 777, email: pp.imogiri@gmail.com